Senin, 19 November 2012

My Diary "Manusia boleh berencana, tetapi rencana Allah lah yang paling baik "


Malam ini aku tidak bisa tidur, meskipun sudah ngantuk tapi aku masih memikirkan hatiku. Tadi sore ada panggilan masuk di Handphone ku yang sengaja tidak aku terima, karena itu dari Ms.F orang yang dulu pernah ada dalam hatiku yang sekarang adalah istri orang.

Kisah cintaku dengan dia begitu pahit akhirnya, dia dijodohkan. Itu cerita lama yang seharusnya tersimpan rapi dalam perpustakaan hati. Kemudian aku SMS menanyakan padanya mungkin ada yang bisa aku bantu. Ternyata memang dia mau minta tolong, tetapi dia enggan menyebutkan perihal nya. Merasa aku bukan siapa-siapa dan status dia sekarang aku memutuskan untuk membatasi komunikasi. Kemudian dia SMS bahwa dia sekarang ada di taman untuk merenung(pelarian). Dan kemudian dia sedikit cerita kalau sebenarnya dia ingin meminta tolong diantar ke Rumah Sakit untuk periksa. 

Sebenarnya saat aku dan dia masih bersama, dia pernah cerita kalau dia sakit kompilasi. Penyakit itu kata dokter semakin hari semakin parah dan akan mengancam keselamatan jiwanya. Hal itu sengaja ia rahasia kan dari keluarganya dan suaminya, kecuali aku dan mantan nya yang dulu. Memang dia kurang harmonis dengan keluarganya setelah dulu dia hampir dibunuh oleh bapaknya karena menentang perjodohan dengan yang sebelum aku. Itulah mengapa saat aku dan dia bersama kemudian dia dijodohkan lagi dia memilih untuk 
menuruti keinginan orang tuanya itu dan merahasiakannya dari aku, walaupun akhirnya aku tahu.Itu masa-masa berat buat aku, aku tidak marah tetapi aku iba dengan nasib yang menimpa dia. Dan sampai sekarang katanya dia masih belum bisa menerima perjodohan itu.

Kenangan tentang kami dulu tidak banyak, aku kenal dia dari teman dekatku. Kemudian kami jadi sering komunikasi melalui handphone. Meskipun aku dan dia tidak pernah mengatakan secara langsung kalau aku sayang sama dia, tetapi kami merasa saling memiliki. Meskipun kita telah bersama, tapi kami jarang bertemu karena dia di desa dan aku di kota untuk kuliah. Aku pernah main ke rumahnya, dan kami hanya saling pandang, tersenyum kemudian diam. Seolah-olah hati dan perasaan kami yang berbicara. Dan aku pernah berjabat tangan dengan bapaknya, entah mengapa aku merasa bapaknya tidak suka. 

Waktu itu memasuki bulan puasa, dan aku tidak menaruh curiga dengan keadaan itu. Sebelumnya memang dia sering ke kota mengendarai motor bersama seorang pria, yang dia bilang itu sudah dia anggap kakaknya. Banyak hal yang dia ceritakan dengan ku termasuk masalah pribadi dan keluarganya. Tetapi dia tidak berani mengatakan bahwa dia akan dijodohkan. Hampir sebulan berpuasa kami masih berkomunikasi seperti biasanya, sebelum akhirnya ada mantan guru SMP ku dulu yang cerita bahwa Ms.F telah bertunangan di awal bulan. Pertemuan itu sebenarnya tidak sengaja, saat aku dan teman dekatku istirahat dibawah pohon setelah memotong rumput lapangan sepakbola untuk pertandingan persahabatan. Kemudian lewatlah pak guru dan mampir untuk bercakap dengan kami, disitulah beliau cerita. Aku setengah tidak percaya dengan ucapan beliau, karena beliau memang orangnya suka humor dan aku bingung dari mana beliau tahu tentang hubungan itu. Setelah sore kami aku pulang untuk mengantarkan temanku. Sesampainya disana aku hanya diam, memikirkan apakah benar yang dikatakan pak guru tadi. Temanku yang melihat aku diam dan kebingungan kemudian membenarkan hal itu. Baru aku percaya dengan ucapan pak guru tadi, karena temanku dekat dengan dia.

Puasa yang tinggal beberapa hari itu terasa berat bagiku, aku tidak bisa menahan kesedihan hati. Aku juga tidak bisa menanyakan perihal itu pada dia, aku sudah patah. Dan aku tahu kesedihan yang dia hadapi. Tetapi kemudian dia cerita soal perjodohan itu karena merasa ada perubahan sikap dan rasa kepadanya. Dia benar-benar ter larut dalam kesedihan yang panjang, bahkan mencoba untuk menyiksa dirinya sendiri. Sedangkan aku bingung tak bisa berbuat apa-apa dan aku mencemaskan keadaannya. Sampai akhirnya aku memutuskan untuk tidak berkomunikasi dengan dia, meskipun terkadang dia masih SMS.

Selang setahun kemudian dia bilang ingin bertemu untuk yang terakhir kalinya di taman. Waktu itu malam dan hujan rintik-rintik aku bertemu dengan dia dan tunangannya. Malam itu perasaan ku tidak menentu, aku dan dia duduk bersama sementara tunangannya menjauh, enggan memperhatikan kami. Sangat lama kami saling diam dan dia hanya menangis kecil tertahan. Kemudian dengan suara pelan dia bilang bahwa dia akan segera menikah dan setelah itu dia tidak bisa menahan air mata yang sejak tadi terbendung. Aku se bisa mungkin berusaha untuk tegar dan memberi nasehat kepadanya, tetapi dia masih tidak bisa terima keadaan itu dan terus menangis. Sekali lagi aku hanya bisa diam. Lalu dia sandar kan kepala di pundak ku dan masih berderai air mata, itu membuat aku merasa terharu.

Aku melihat bulan kemudian berkata dalam hati aku ingin memeluk dan menciumnya untuk terakhir kali, tetapi itu urung kulakukan karena hanya akan menambah luka batinnya. Kemudian aku beri jam tangan sebagai tanda perpisahan, lalu kemudian dia lemas dan setengah tidak sadar. Aku benar-benar bingung, kemudian aku panggil tunangannya untuk membantu. Aku panik, sedih, dan tidak tahu harus berbuat apa. Di bawalah dia dibonceng motor dengan tunangannya ke kost teman Ms.F, dan aku mengikutinya. Sambil mengiringi dari belakang aku memperhatikan betapa besar hati tunangannya yang rela memberi izin untuk aku dan dia bicara. Meskipun aku merasa bahwa tunangannya sangat cemburu. Sesampainya di kost keadaannya belum membaik, lalu aku dan temannya berusaha mencari bidan atau dokter disekitar untuk memeriksa tetapi tidak kami temukan. Sebenarnya kami ingin membawanya ke Rumah Sakit, tetapi dengan bahasa isyarat dia tidak mau. Aku sangat sedih karena aku memahami apa yang sekarang dia hadapi, tekanan mental dan batin. Kemudian keadaannya berangsur membaik, lalu aku pulang dengan perasaan yang tak tentu.


Setelah kejadian itu aku berusaha ikhlas dengan apa yang terjadi dan menjaga jarak serta komunikasi dengan dia. Aku ingat suatu kalimat "Manusia boleh berencana, tetapi rencana Allah lah yang paling baik ".


Semangat...!!!
: )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Saran dan Kritik yang membangun...